Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya dan bermanfaat bagi ternak, oleh karena itu apa yang disebut pakan adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi persyaratan tersebut di atas dan tidak menimbulkan keracunan bagi ternak yang memakannya (Kamal, 1994). Kebutuhan pakan terkait erat dengan jenis ternak, umur ternak, tingkat produksi. Konsumsi bahan kering (DW) pakan ditentukan oleh tubuh ternak. Macam ransum, umur, penyakit, lingkungan, kondisi ternak dan defisiensi nutrient tertentu (Tillman,1998).
Secara garis besar bahan pakan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu air dan bahan kering. Bahan kering dibagi menjadi bahan organik dan bahan anorganik. Bahan organik terdiri dari karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Sedangkan bahan anorganik terdiri dari mineral saja (Tillman et al., 1998).
Berdasarkan sifat fisik dan kimia yang spesifik sesuai dengan kegunaannya maka ingredien dapat diklasifikasikan menjadi 8 kelas yaitu: Kelas 1) Hijauan kering dan jerami kering. Berupa hijauan pakan yang sengaja dipanen dan dikeringkan, dan juga berbagai jerami kering. Mengandung serat kasar > 18 % dan dinding sel yang tinggi > 35 % dalam bahan kering. Rendah kandungan energi, contohnya; hai rumput, hai hijauan, dan jerami kering. Kelas I2) Hijauan segar. Meliputi semua pakan yang diberikan berupa hijauan segar kepada ternak baik rumput alami maupun rumput budidaya, contohnya rumput segar. Kelas 3) Silase (silage). Meliputi berbagai hijauan pakan yang telah dipotong-potong dan telah mengalami proses fermentasi terkontrol, Contohnya silase rumput, dan silase hijauan legum. Kelas 4) Sumber energi. Meliputi berbagai bahan pakan yang mengandung protein kasar < 20 %, serat kasar < 18% atau dinding sel < 35 % dalam bahan kering termasuk silase, contohnya butiran sebangsa padi, dan berbagai umbi. Kelas 5) Sumber protein (konsentrat protein). Mengandung protein kasar > 20 % dalam bahan kering, contohnya tepung ikan, tepung daging, bijian sebangsa legum dan bungkilnya. Kelas 6) Sumber mineral (konsentrat mineral). Meliputi berbagai bahan pakan yang tinggi kandungan mineralnya, contohnya tepung tulang, tepung batu kapur, dan garam dapur. Kelas 7) Sumber vitamin (konsentrat vitamin). Meliputi berbagai bahan pakan yang tinggi kandungan vitaminnya dan termasuk preparat vitamin, contohnya minyak ikan, dan tablet vitamin B kompleks. Kelas 8) Additif pakan. Meliputi berbagai bahan yang tidak berfungsi sebagai sumber nutrien atau non nutrien. Digunakan dengan cara ditambahkan ke dalam pakan dalam jumlah sedikit dengan tujuan tertentu. Misalnya untuk memicu pertumbuhan, memicu produksi, memberi warna, memberi warna, memberi bau ataupun sebagai bahan pengisi. Contohnya antibiotika, obat-obatan, dan zat pewarna (Utomo dan Soejono,1999).
DAFTAR PUSTAKA
Kamal, M. 1994. Nutrisi Ternak I. Laboratorium Makanan Ternak Jurusan Nutrisi Makanan Ternak. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawiro Kusuma, dan S. Lebdosoekoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Utomo, R dan Soedjono, M. 1999. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.
1 komentar:
pak minta refrensi nya ya terimakasih
Posting Komentar